Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

FKUB Tapanuli Utara Ajak Pelajar Rawat Kerukunan

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tapanuli Utara getol mengampanyekan pentingnya merawat dan melestarikan kerukunan. Bahkan kampanye "merawat kerukunan" dicanangkan sebagai program utama di sepanjang tahun 2018. "Hal ini dipandang perlu sebagai bagian dari program pemerintah dan juga FKUB di semua level, yang berupaya menciptakan suasana rukun dan damai di tengah keberagaman Suku, Agama, Budaya dan status sosial ekonomi," kata Ketua FKUB Tapanuli Utara Pdt. Dr. Deonal Sinaga, Selasa (18/12/2018). Para pengurus FKUB Taput bersama-sama mempergumulkan apa yang menjadi prioritas dalam mewujudkan visi-misi organisasi ini. Sejak awal tahun ini, para pengurus telah sepakat untuk mengampanyekan bahwa kerukunan itu sangat mahal dan sangat kita butuhkan untuk dapat hidup aman, damai dan sejahtera di tengah kepelbagaian masyarakat kita. "Pengurus melihat pentingnya membekali dan memperlengkapi generasi muda untuk memahami arti dan pentingnya kerukunan itu,...

Minat Matematika bagi Anak Indonesia Kian Merosot

Gambar
OPINI Belajar Matematika selalu menjadi ketakutan bagi banyak anak Indonesia di sekolah. Nilai standar pencapaian jika berhasil dilampaui anak dari nilai KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal) sudah dianggap jadi momok yang menggiurkan. Guru kewalahan melakukan pendekatan yang jitu untuk menggenjot minat belajar pelajar sekolah Indonesia. Apalagi untuk memahami pelajaran eksak yang satu ini. Sama seperti teman serumpunnya, fisika dan kimia. Jangankan jadi pelajaran yang disenangi, bisa capai nilai standar sudah membutuhkan banyak pengorbanan. Pelajaran matematika sering dianggap menakutkan, apalagi kalau guru yang mengajar juga tak mampu menuangkan metode belajar matematika dengan baik. Metode pembelajaran dianggap membosankan bagi mereka. Mendengarnya saja sudah menjadi mimpi buruk setiap hari bagi siswa. Trauma pelajar tanah air pada matematika dibuktikan dari hasil Survei Programme for International Student Assessment (PISA). Hasil studi ini menempatkan kemamp...

CERPEN: Aku dan Selang Nozzle

Gambar
Cerpen... Oleh: Penny Charity Lumbanraja Kala itu, matahari pagi masih menyinari hatiku. Tak perlu mengucek mata. Dia pasti ada dalam padangan mengabur. Itu sudah cukup bagiku. Namun kini, sejernih mata melihat, dia tinggallah abu. Abu yang menutupi bola mataku. Aku tak bisa melihatnya lagi. *** Aku selalu merasa sepi. Tetapi tidak bersama dengan Sen. Seperti biasa, memandunya yang kian beranjak dewasa. Aku semakin bahagia. Setidaknya untuk seusianya, dia sudah bisa membaca. Sudah bisa pergi ke sekolah sendiri. Sen setia menemaniku dalam kelu. Aku bergegas lari mengejar waktu. Dengan seragam lusuh membaluti tubuh melewati rimbunnya hutan jadi alurku menuju sekolah. Angin pagi menerpa lalang di setiap pinggiran jalan. Truk-truk besar pengangkut gelondong-gelondong tebal, menemaniku melewati medan jalan yang sempit. Sesekali aku meminggir setiap kali truk melintas. Kalau masih pagi sekali, hamparan angin menyejukkan nuansa hati. Namun, jika bergerak terlambat sedikit saja, debu ...