Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

CERPEN: Pria Air Pancur

http://sorotdaerah.com/pria-air-pancur/ Oleh Penny Charity Lumbanraja Aku harus pindah dari kehidupan terpuruk ini. Lingkungan lama yang tidak cocok dengan diriku, bukan karena sensasi fisik tetapi nuansa keadaan yang tidak klop dengan hati yang mungkin dapat mengganggu psikis. Orang-orang di lingkungan ini pemikirannya cukup beku dan statis. Padahal sekuleritas memaksa diri untuk peduli pada kondisi yang tidak dituntut untuk mengerjakan suatu hal yang masif. Masih hal yang biasa-biasa saja. Kebersihan, kepedulian kurang dibekali oleh orang tua terhadap anak-anak di lingkungan ini. Mau turut andil, tetapi apa daya. Persepsi lebih dahulu mengintai. Disangka gagal mendidik, padahal sedang mengerjakan ajaran budaya timur untuk punya jiwa sosialisme yang tinggi. Katanya mesti peka dan peduli, tetapi karakter tak bisa ditolerir, tak terdimensi. Jadi, mengalah sajalah. “Aku mesti pindah dari lingkungan itu”, gumam Rossy dengan helaan nafas penuh lelah di atas aspal hitam yang hangat...

CERPEN: Pria dengan Dua Celana

http://sorotdaerah.com/pria-dengan-dua-celana/ Oleh: Penny Charity Lumbanraja Asal kalian tahu saja ceritaku masa mudaku, Nak”. Begitulah tutur Sharon, seorang pria parobaya mengawali cerita kisah pahit hidupnya kala masih berusia muda sambil memadupadankan sesendok teh gula pasir ke dalam larutan teh cinamon. “Kalian panggil opunglah sama tulang Bapakmu ini, kami dahulu bersama menderita mengecap pahitnya bersekolah tanpa dibiayai orang tuaku, tetapi nasibku lebih pahit daripada opungmu ini.”. Tawa kecil Pak Sharon kepada keempat anaknya yang duduk sambil menikmati setiap tenggakan minuman berkarbonisasi yang datang berkunjung ke rumah opungnya. Usia Pak Sharon dengan tulangnya Horas tak jauh selisihnya. Kira-kira 2 tahun saja. Horas menjadi saksi perantauan Sharon, begitu juga sebaliknya. Tangan-tangan serta intensi-intensi yang tulus keduanya berpadan menjadi satu. Ceritanya diawali dengan meninggalnya ibu yang melahirkan delapan bersaudara itu, Sharon adalah anak ketiga dari...

CERPEN: Hantu Fasilkom

http://sorotdaerah.com/hantu-fasilkom/ “Karena akan berakhir semester 6 ini, saya mau kalian semua membentuk kelompok menjadi 3 orang per kelompok untuk mengerjakan tugas sebagai nilai praktek sistem multimedia”, Tya teringat akan perintah Pak William, seorang dosen pengampu mata kuliah sistem multimedia lulusan dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat. Adapun Tya, mahasiswa jurusan Teknik Informatika di salah satu kampus negeri di Palembang. Di kelasnya tidak banyak perempuan mengambil jurusan ini. “Kita anak teknik, bro”, begitulah sahutnya ketika memproklamirkan jurusannya kepada teman-teman satu kost-annya. “Alah, sok kali lah kau, Tya. Cuma kau nya wanita di kelas itu. Tapi, gak bisa kau jadi idola. Banyak kali cakapmu”, ledek Nova kepadanya. “Sori, Nova. Kita tidak zaman cinta lingkungan”, hiburnya. “Hahah, bilang sajalah. Kau bukan tipe mereka”, ledek Nova lagi. “Eeeh, sepele anda. Akan tiba waktunya nanti. Kamu duduk tenang saja. Aku gak mau cari sensasi ajanya,...

CERPEN: Hati dan Tangan Tapak Kuda

sorotdaerah.com/hati-dan-tangan-tapak-kuda/ ENGKAU bahkan belum mengenalnya. Josephy. Gadis kelahiran Tapanuli. Berdarah Batak. Ia merantau ke kota, bukan untuk melalang buana. Tetapi, untuk melanjutkan sekolah. Tinggal bersama keluarga dari Ibu, namun, ia merasa seperti tak bersama keluarga. Kala orang berpikir bisa hidup bebas dari pandangan orangtua. Tetapi, nyatanya bagi dia tidak. Semua tidaklah seperti yang dinilai menurut pandangan orang lain. Setiap hari makan hati, bukan hanya melihat ulah beringas paman dan bibinya, anak-anaknya juga mengikuti perilaku kedua orangtuanya itu. Bahkan anak-anak tersebut dipengaruhi untuk membenci saudaranya. Semua bermula dari kesalahpahaman yang tak beralasan. Waktu itu, musimnya hujan di pertukaran waktu sore menjelang malam. Hujan mudah ditebak datangnya kala itu. Bibi menjemur pakaian yang menggunung bak tak mencuci selama seminggu. Padahal ia mencuci pakaian sekali dua hari. Dasar semuanya boros menggunakan pakaian. Kala itu Hari...