OPINI: Pentingnya Mahasiswa Berinvestasi

 

Pentingnya Mahasiswa Berinvestasi



Penny Chariti Lumbanraja dan Tengku Syarifah

Di tengah ketidakpastian perekonomian global, investasi berperan penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan nasional. Meskipun pertumbuhan negara masih dikatakan positif tetapi bayang-bayang inflasi dan resesi harus tetap diantisipasi. Lantas, bagaimana peran mahasiswa di dalamnya?

Dalam teori pertumbuhan ekonomi, kegiatan investasi memiliki peran yang sangat krusial dalam menentukan arah pertumbuhan negara. Tak hanya dari konsumsi, kontribusi investasi cukup besar. Investasi bisa menjadi bentuk pendanaan kegiatan pada beragam sektor ekonomi sehingga menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan rumah tangga bagi masyarakat.

Diprediksi, perekonomian global 2024 akan bangkit dan peran investasi sangat besar sebagai pendorong perekonomian nasional. Para investor akan kembali berinvestasi karena beragam indikator perekonomian dalam negeri yang positif serta stabil sehingga menjadi daya tarik kembali yang bisa dimanfaatkan. Adapun indikator tersebut ialah pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 5 persen dan inflasi yang terjadi di negara Indonesia merupakan kategori rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Hal ini memikat para investor dunia.

Tak hanya itu, koordinasi kebijakan stabilitas ekonomi yang erat antar pemangku sektor fiskal, moneter dan keuangan yang sinergis sehingga menjadi nilai tambah yang positif. Adapun komponen pendapatan ekonomi Indonesia diproyeksi sebesar 55 persen konsumsi masyarakat, 30 persen investasi, 10 persen belanja pemerintah dan sisanya dari yang lain. Angka itu menunjukkan derasnya kontribusi dari investasi dan menjadi peluang peningkatan perekonomian negara di tahun 2024.

Adapun sektor yang berpotensi akan bertumbuh di masa depan dan menjadi pemikat bagi para investor seperti telekomunikasi, hilirisasi industri, penunjang kebutuhan dasar (listrik dan air), pelayanan kesehatan serta makanan dan minuman. Sektor-sektor yang disebutkan merupakan kebutuhan utama dan penunjang hidup masyarakat berarti akan selalu dibutuhkan.

Seperti, arus pengguna internet yang deras akan menjadi alasan mengapa sektor telekomunikasi pasti memiliki prospek cerah di masa yang akan datang. Begitu juga dengan layanan kesehatan akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, mengingat bonus demografi juga semakin dekat. Peningkatan jumlah penduduk pun dibarengi dengan peningkatan kebutuhan sektor makanan dan minuman (consumer goods) serta penunjang kebutuhan dasar (air dan listrik).

Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka akan semakin meningkat pula kebutuhan konsumsi masyarakat. Begitu juga dengan akan semakin gencar pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok tanah air. Hal ini membutuhkan kehadiran para investor untuk membangun infrastruktur yang bisa menjadi penunjang kehidupan masyarakat.

Bercerita soal hilirisasi industri juga menjadi perhatian negara saat ini karena pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia masih dikatakan belum optimal. Pemerintah memiliki tugas besar yaitu bagaimana masyarakatnya dapat dilatih dan diberikan pengembangan untuk bisa mengelola sumber daya alamnya menjadi lebih bernilai. Masyarakat tidak sekedar mengeksploitasi sumber daya alam, tetapi bagaimana sumber daya alam itu memiliki nilai jual yang lebih tinggi, stabil dan berkelanjutan. Nantinya, sumber daya itu dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan nasional melalui aktivitas ekspor-impor. Artinya pentingnya penguatan pada sektor industri hilir agar perekonomian negara bisa semakin kuat. Tentu peran investor sangat dibutuhkan.

Mahasiswa dan Kesempatan Berinvestasi

Peluang berinvestasi tak hanya menjadi milik para investor lokal ataupun dunia, mahasiswa juga dapat mengambil bagian. Sayangnya, untuk menjadi investor tidak hanya yang penting memiliki modal (uang) saja, berinvestasi juga membutuhkan pengetahuan. Sebab, berinvestasi bila tidak disertai dengan pengetahuan akan membawa resiko yang tinggi. Oleh sebab itu, mahasiswa patut mengoreksi sudah sejauhmana pemahaman dan pengetahuannya untuk bisa berinvetasi.

Beragam bentuk investasi ditawarkan dan bentuknya bermacam-macam. Ada yang berbentuk investasi sederhana, beresiko rendah hingga rumit dan beresiko tinggi. Ada pula tawaran investasi dengan resiko aman tetapi memberikan imbal hasil yang rendah, dan sebaliknya. Bahkan tawaran investasi bodong juga perlu diwaspadai karena marak menyantap para mangsanya, terkhususnya kalangan mahasiswa yang memiliki literasi rendah.

Saking banyaknya bentuk investasi yang dapat diambil, sehingga setiap orang pasti memiliki investasi favoritnya tersendiri. Setiap orang memiliki seleranya masing-masing, sama halnya menyukai makanan begitu juga dengan keputusan berinvestasi. Hal itu tak patut disalahkan, asalkan keputusan berinvestasi diambil secara tepat dengan perhitungan yang akurat agar meminimalisir besarnya kerugian (loss).

Lantas pertanyaannya, investasi seperti apa yang memberikan imbal hasil yang besar dan cocok diambil para mahasiswa. Sebenarnya, investasi yang paling tepat untuk diambil para mahasiswa saat ini ialah investasi pengetahuan. Investasi pengetahuan dilakukan dengan memupuk literasi sebesar-besarnya agar mahasiswa memiliki keterampilan berinvestasi.

Pengetahuan berinvestasi dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, bisa dari kelas-kelas investasi yang gratis maupun berbayar dan dari komunitas tertentu. Beragam sumber pengetahuan juga dapat diperoleh dari media sosial tetapi informasi yang diberikan jarang selengkap bila berbayar. Tetapi, meskipun bergabung dengan komunitas atau berlangganan dengan sistem tertentu, tidak serta-merta membuat seseorang tinggal terima bersih dalam mengambil langkah pengambilan keputusan. Seseorang tetap harus mampu menganalisis dan melakukan kajian mendalam sebagai bentuk pertimbangan.

Porsi investasi pengetahuan sangat tergantung pada berbagai faktor. Artinya besarnya dana investasi yang dipersiapkan untuk berinvestasi pada instrumen tertentu harus sejalan dengan investasi pengetahuannya. Berarti, semakin besar total dana investasi yang akan digunakan harus beriringan dengan besarnya investasi pengetahuannya. Bila seseorang mengambil kelas investasi dengan nekad membayar Rp 10 juta untuk mengambil keputusan investasi hingga Rp 1 miliar, itu merupakan hal yang wajar. Itu sejalan karena orang tersebut butuh pengetahuan yang luas agar tidak salah mengambil keputusan.

Jika seseorang berani mengalokasikan dananya sebesar Rp 1 juta untuk berinvestasi dan mengambil kelas investasi senilai Rp 5 juta, perkiraan seperti itu sangatlah keliru. Tentu saja, modal untuk pengetahuan juga harus sesuai dengan modal investasi (berupa uang) yang nantinya dialokasikan untuk membeli aset. Intinya dalam berinvestasi memerlukan persiapan yang matang dan tak sekadar ikut-ikutan.

Seiring dengan pertambahan alokasi dana investasi dan pertambahan strategi, keterampilan investasi juga harus di-upgrade. Di saat itulah, tepat bagi seseorang untuk menambah kapasitas investasi pengetahuannya. Resiko investasi memang tidak bisa dihindari, tetapi bukan berarti seseorang khususnya mahasiswa tidak bisa berinvestasi.

 

(*)

1)Penulis merupakan penggiat PERKAMEN (Perhimpunan Suka Menulis) dan Dosen Fakultas Ekonomi UNA, 2) Dosen Fakultas Ekonomi UNA (Universitas Asahan) di Kisaran


Telah terbit di Harian Analisa pada tanggal 16 Oktober 2023

https://analisadaily.com/e-paper/2023-10-16-S-698463z7/files/mobile/index.html#11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjadwalan Proyek dengan Jaringan PERT/CPM