OPINI: Masa Depan Sektor Logistik Kita
Oleh Penny Charity
Lumbanraja
Pertumbuhan logistik
selama pandemi meningkat hingga 40 persen. Pandemi ternyata membawa dampak
positif terhadap pertumbuhan industri sektor logistik. Itu tampak jelas sejak
pemerintah menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Selama PPKM, masyarakat
terpaksa berdiam di rumah. Namun penghasilan sektor industri logistik melonjak
karena arus pengiriman barang mengalir deras. Lonjakan ini menjelaskan bahwa
pertumbuhan industri logistik ke depannya akan sangat berpengaruh pada
keberlangsungan industri lainnya.
Saya melihat,
perkembangan pasar logistik di Indonesia cukup meyakinkan. Pertumbuhan
tahunannya bisa mencapai 8 persen. Diperkirakan perkembangan industri logistik
di Indonesia bisa mencapai 57,7 Triliun USD (setara Rp807.800 Triliun) di tahun
2023. Pemerintah kita sedang bersiap menangkap potensi besar ini.
Kenyataannya, biaya
logistik di Indonesia adalah yang tertinggi bila dibandingkan dengan
negara-negara di Asia dan Regional ASEAN. Ini masalah klasik. Informasi dari
BPS, kontribusi sektor logistik terhadap GDP sekitar 24 persen. Bila
diperkirakan dengan besar GDP kita saat ini sekitar 1,058 triliun USD (Rp14.812
Triliun) maka sekitar 3.600 triliun adalah biaya logistik yang terdiri dari
biaya administrasi, biaya penyimpanan dan biaya transportasi.
Biaya transportasi di Indonesia adalah yang terbesarnya
sehingga tantangan ke depannya adalah membuat biaya tersebut menjadi lebih
kecil.
Sebab, bila dibandingkan kondisi geografis di Indonesia tidaklah jauh berbeda
dengan negara ASEAN lainnya, seperti Filiphina. Biaya logistik di Filiphina
jauh lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia, sekitar 13 persen terhadap
GDP-nya.
Komoditas yang
bertumbuh pesat selama masa pandemi rata-rata sektor kesehatan dan obat-obatan,
makanan-minuman, pertanian dan perikanan serta komoditas e-commerce
(perdagangan digital). Diantara itu, komoditas yang jauh lebih memikat selama
masa pandemi ini adalah komoditas e-commerce. Inilah yang menjadi daya tarik
bagi para investor.
Konsep peningkatan ini
ditandai sejak adanya pembatasan kegiatan masyarakat di luar rumah seperti work
from home, kebijakan PPKM berskala mikro hingga darurat. Pandemi Covid-19 yang
terjadi secara bersamaan di beberapa negara di dunia berhasil mengubah perilaku
hidup masyarakat. Keadaan memaksa masyarakat untuk berinovasi menghasilkan
produk maupun jasa dari ketrampilan dan keahlian yang dimiliki supaya dapat
bertahan hidup.
Perilaku adaptasi
kehidupan baru, senantiasa berdampak pula pada aktivitas rantai pasok kebutuhan
manusia. Sehingga jasa dari sektor logistik pun akan terpengaruh. Strategi yang
dipersiapkan pemerintah untuk menangkap kesempatan ini dipercaya mampu
meningkatkan kinerja perdagangan di Indonesia. Tidak hanya di dalam negeri
bahkan berskala internasional melalui kegiatan ekspor-impor.
Pertama, memperkuat
sinergitas dengan para pedagang digital. Mulai banyak terlihat pedagang
e-commerce bagi mereka yang menghasilkan produk dagangan selama pandemi berlangsung.
Kolaborasi yang dibangun bertujuan untuk memudahkan para pedagang. Keberadaan
industri logistik dapat memasarkan produk dagangan para pedagang e-commerce
antar lokal bahkan luar lokal.
Kedua, kolaborasi
ekosistem logistik. Membangun kolaborasi yaitu menambah skill set dengan
ekosistem logistik. Dalam artian e-commerce yang melakukan perdagangan.
Komoditas e-commerce dapat bekerja dengan sistem logistik yang dibangun. Hal
ini berfokus pada peningkatan kemampuan (SDM) pelaku usaha. Pelaku usaha dipaksa
untuk memahami sistem logistik tersebut agar tidak mengalami ketertinggalan dan
mampu bersaing dengan pedagang e-commerce lainnya.
Ketiga, pelayanan
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Keadaan pandemi Covid-19 memaksa kita
untuk meminimalisir kontak sosial dengan orang lain dan sesegera mungkin memanfaatkan transformasi digital. Pandemi
Covid-19 memicu masyarakat untuk cerdas memahami pemanfaatan jaringan internet.
Inilah konsep industri 4.0 yang dimaksud.
Masyarakat secara umum
harus siap dan mampu beradaptasi dengan keadaan, memiliki kemampuan untuk
meng-upgrade aktivitas perilakunya beriringan dengan kemampuan melek teknologi
informasi. Integrasi yang dibangun dari para pelaku bisnis dengan logistik
industri 4.0 akan mewujudkan sistem logistik yang efektif dan efisien.
Tanpa adanya industri
4.0 maka akan sulit mencapai terciptanya jasa logistik yang dapat dijangkau
dengan biaya yang terjangkau bagi seluruh kalangan masyarakat. Kita semua
berharap adanya efisiensi dan efektivitas pada jasa sektor logistik sehingga
memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas perdagangannya. Digitalisasi
teknologi informasi menjadi solusi cerdas yang dapat menciptakan efisiensi di
sepanjang proses bisnis pada inbound and outbound logistic.
(*) Penulis adalah
penulis yang bergiat di PERKAMEN (Perhimpunan Suka Menulis) dan CPNS instansi
kemetrologian pemerintah.
Terbit: 30/12/2021
https://analisadaily.com/e-paper/2021-12-30/files/mobile/index.html#12
Komentar
Posting Komentar